Selasa, 18 Maret 2014

pestisida dan turunannya



TUGAS MAKALAH OSEANOGRAFI KIMIA
(pestisida)
Kelompok 3 :
Rapik Kasan (110513002)
Pricilia Paraeng (110513005)
Angelina Ngantung (110513021)
Juwinda. Sasauw ( 110513008)
Lili.  Kaligis ( 110513033)





UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
2013






Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas penyertaan dan kasih-Nya sehingga tugas makalah kami boleh selesai disusun.Tugas makalah ini, diperuntukan untuk siapapun yang membaca.tugas makalah ini sesuai dengan data yang diambil pada literature yang ada dengan harapan materi yang ada di tugas makalah ini dapat membantu memberikan informasi dan tambahan wawasan kepada siapapun yang membaca.
Kami menyadari bahwa Laporan ini tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari pemerhati maupun pembaca demi terciptanya kreasi-kreasi terbaik mendatang. Akhir kata, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing untuk mata kuliah ini dan semua yang terlibat dalam proses penyusunan tugas makalah.



















PENDAHULUAN
Herbisida terdiri dari 2 kata yakni herbi (herb) yang berarti tanaman atau tumbuhan dan sida (cide) yang berarti asam atau racun.Sehingga secara bahasa herbisida dapat diartikan sebagai racun tanaman.Secara istilah, herbisida adalah suatu senyawa kimia baik senyawa oganik maupun anorganik yang dapat digunakan untuk mengendalikan atau menekan pertumbuhan gulma. enggunaan herbisida dalam mengendalikan gulma memberikan banyak sekali keuntungan yang diantaranya adalah waktu pengendalian yang relatif lebih singkat, cakupannya lebih luas, kebutuhan tenaga kerja relatif sedikit, secara teknis mudah dilakukan, dan dapat dilakukan pada saat metode lain sulit dilakukan.Selain keuntungan tersebut herbisida juga memberikan kerugian baik itu bagi petani, budidaya, maupun lingkungan hidup.Kerugian yang dimaksud antara lain adalah residual effect dan pencemaran linkungan, penumpukan biologis, jasad bukan sasaran ikut terbunuh, dan memerlukan pemahaman dan keterampilan yang lebih dalam.Penggolongan Herbisida.
Herbisida dapat digolongkan berdasarkan beberapa faktor yang diantaranya selektivitas, waktu aplikasi, dan formulasinya.
Berdasarkan seletivitasnya, herbisida dibagi menjadi 2 kelompok yakni; Herbisida selektif (spektrum sempit) adalah herbisida hanya mampu mematikan gulma dari golongan atau jenis tertentu saja.Herbisida non-selektif (spektrum luas atau broad spectrum atau general weed killer) adalah herbisida yang mampu mematikan gulma hampir untuk semua golongan atau jenis.
Berdasarkan waktu aplikasinya, herbisida dibagi menjadi 4 kelompok yakni; Sebelum tanam (pre-planting) adalah perlakuan herbisida sebelum tanaman pokok ditanam dan gulma sudah tumbuh, jadi areal hanya ditumbuhi gulma.Sebelum tumbuh atau pra tumbuh (pre-emergence) adalah perlakuan herbisida saat gulma belum tumbuh dan tanaman pokok sudah ditanam atau setelah pengolahan tanah, jadi gulma belum tumbuh karena tanah diolah.Setelah tumbuh atau pasca tumbuh (post-emergence) adalah perlakuan herbisida setelah tanaman pokok sudah tumbuh dan gulma sudah tumbuh, di sekitar tanaman pokok didominasi gulma dengan intensitas dan frekuensi tertentu.Setelah tanam atau pasca tanam (post-planting)  adalah perlakuan herbisida setelah tanaman pokok sudah tumbuh dan gulma belum tumbuh, jadi sebelum terjadi penngkatan dominasi gulma di areal. Formulasi sangat mempengaruhi penetrasi dan absorbsi herbisida. Formulasi sangat dipengaruhi oleh alat aplikasi, tempat aplikasi,  dan cara aplikasi. Formulasi erat hubungannya dengan penyebaran herbisida pada permukaan gulma.Formulasi sangat mempengaruhi solubilitas, penguapan, dan berhubungan erat dengan gravitasi. 



Berdasarkan formulasinya, herbisida dibedakan menjadi 5 jenis, yakni: Granular (G); herbisida berbentuk butiran, terdiri dari bahan aktif dan pembawa (carrier). Carrier dapat berupa tanah lempung dari jenis bentonite, illite, attapuglite,  vermiculate, gypsum, pasir, dan limestone. Hebisida ini mudah saat aplikasi tetapi sangat tergantung kelembaban tanah atau kadar air tanah dan sangat efektif untuk lahan tergenang atau berair dan pada daerah perakaran. Soluble salt (SS); adalah formulasi herbisida bentuk garam yang mudah larut dalam air tanpa bantuan bahan lain dan mudah tercuci. Emulsiable concentrate (EC); adalah formulasi herbisida bentuk emlulsi dan sebagian besar merupakan hebisida organik yang dicampur dengan bahan emulsi untuk menciptakan emulsi air dan minyak ketika ditambah air. Emulsi adalah suatu cairan yang tersebar di dalam air atau cairan lainnya, tetapi masing-masing zat masih mempertahankan atau memperlihatkan sifat aslinya, sehingga apabila tidak diaduk akan terpisah membentuk lapisan minyak dan lapisan air. Penggunaan EC akan menambah daya penetrasi, menurunkan tegangan permukaan air, serta mengurangi evaporasi. Wettable powder (WP); adalah formulasi herbisida bentuk bubuk padat yang sangat halus (tepung) yang dapat membentuk suspensi di dalam air.WP dapat dibuat dengan menjenuhkan bahan herbisida teknis pada tepung (kaolin) kemudian ditambah wetting agent sehingga WP merupakan suspensi yang perlu pengadukan agar tidak timbul endapan.  Formulasi WP tepat untuk herbsida yang diberikan melalui tanah.Wax bars (WB); adalah formulasi herbisida yang berbentuk batangan lilin yang digunakan dengan cara menggeserkan batangan lilin tersebut ke pemukaan daun gulma.
Berikut ini jenis-jenis pestisida yg umum berdasarkan kegunaanya.
Insektisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga pengganggu atau hama serangga. Insektisida terbagi atas insektisida sistemik, insektisida non – sistemik dan insektisida sistemik lokal. Sama halnya seperti jenis insektisida lain, dimana insektisida memiliki nama dagang. Misalnya saja Tanistar 160 AS yang memiliki bahan aktif isopropilamina glifosat 160,2 g/l.Insektisida berfungsi untuk membunuh serangga. Ada bermacam-macam golongan insektisida , baik yang berasal dari bahan alami maupun yang berasal dari bahan sintetik. Dan golongan insektisida tersebut adalah Organochlorines,golongan ini terdiri atas carbon,cholorine, dan hydrogen.Kemudian menurut cara masuknya insektisida kedalam tubuh serangga dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu racun lambung atau racun perut yakni insektisida yang membunuh serangga sasaran dengan cara masuk kepencernaan melalui makanan yang mereka makan,selanjutnya racun kontak yakni insektisida yang masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit, celah/lubang alami pada tubuh atau langsung mengenai mulut siserangga dan yang terakhir yaitu racun pernafasan insektisida yang masuk melalui trachea serangga dalam bentuk partikel mikro yang melayang diudara.

Formulasi pestisida merupakan pengolahan yang ditunjukkan untuk meningkatkan yang bsifat-sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan, penggunaan dan keefektifan pestisida.Pestisida yang dijual telah diformulasikan sehingga untuk penggunaannya, pemakai tinggal mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam manual.Pada formulasi yang bersifat soil ( minyak ) larutan dan komponen formulasi terjadi pemisahan dan membentuk suspensi pada bagian bawah larutan, setelah diperlukan pengadukan maka komponen mengalami pencampuran yang signifikan. Pada formulasi yang berbentuk zat cair komponen pelarut dengan bahan formulasi sangat mudah mengalami proses homogenisasi walau pada awal perlakuan untuk kedua zat tersebut mengalami suatu proses suspensi pada bagian bawah dan atas maupun bawah pada zat pelarut yang tidak dapat menyatu namun ketika diperlakuan pengadukan maka kedua komponen tadi mengalami proses homogenisasi yang tidak dapat dipisahkan meski masih adanya suspensi yang cukup signifikan pada akhir perlakuan.Kalibrasi adalah mengukur volume semprot aplikasi pada sebuah alat semprot dalam suatu satuan waktu tertentu.Dalam kalibrasi untuk mengukur volume semprot aplikasi, maka harus diketahui terlebih dahulu tiga parameter.Jumlah larutan semprot yang dipengaruhi oleh besarnya lebar semprotan dari jenis-jenis nozle yaitu yang dipergunakan semakin lebar semprotan maka demikian cairan yang dikeluarkan.Dan sebelum melakukan penyemprotan terlebih dahulu sebaiknya menentukan dosis larutan yang akan diaplikasikan kelapangan dalam penyemprotan. Dalam kalibrasi, untuk mengukur volume semprot aplikasi maka terlebih dahulu kita mengetahui .0parameter yang digunakan.Selektivitas insektisida lebih menekankan pada kemampuan insektisida untuk memilih OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman ) sasaran tanpa merugikan organisme non target, termasuk musuh alami. Idealnya insektisida selektif adalah insektisida yang mengendalikan serangga hama sasaran tanpa merugikan musuh alami.
Selektivitas insektisida dibedakan menjadi sebagai berikut;
1. Selektivitas fisiologi yaitu selektivitas yang menjadi karakter khas insektisida tersebut. Selektivitas ini menyebabkan insektisida pada dosis dan konsentrasi tertentu mampu membunuh serangga tertentu dan tidak merugikan serangga lainnya.
2. Selektivitas karena sifat atau cara kerja insektisida.Contohnya adalah insektisida yang bekerja sebagai racun perut murni.
3. Selektivitas Formulasi.
4. Selektivitas Ekologis adalah selektivitas yang memanfaatkan teknik aplikasi untuk mengurangi dampak negative pestisida terhadap musuh alami hama dan hewan non target lainnya
Fungisida adalah bahan yangmengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi atau cendawan.Pada umumnya cendawa berbentuk eperti benang halus yang btidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Namun, kumpulan dari benag halus ini yang disebut mycelium bisa dilihat dengan jelas. Miselium ini bia tumbuh diatas atau dalam tubuh inang. Warna meselium ini ada yang putih, cokelat, hitam dan lain-lain. Cendawan akan berkembang pesat bila kondisi sekitarnya sangat lembab, tanah asan dan selalu basah dengansuhu sekitar 25-30 C. selain merusak tanaman yang masih hidup cendawan juga mengahncurkan kayu bangunan.Cendawan merusak tanaman dengan berbagai cara. Misalnya sproranya masuk kedalam bagian tanaman lalu mengasakan pembelahan dengancara pembesaran sel yang tidak teratur sehingga menimbulkan bisulo-bisul. Pertumbuhan yang tidak teratur ini mengakibatkan system kerja jaringan pengangkut air menjadi terganggu sehingga kehidupan tanaman menjadi merana. Sebagi contoh kasus ini adalah penyakit akar gada pada kubis yang disebabkan oleh plasmodiophora brassiceae Wor.Secara umum gejala yang timbul akibat serangan cendawan adalah klorosis atau perubahan warna jaringan tanaman, pembusukan akar, batang, daun atau bagian tanaman lain , muncul bulu-bulu halus yang menutupi daun atau batang dan sebagainya.Untuk mengendalikan perkembang biakannya, sel-sel cendawan ini bisa dimatikan dengan fungisida. Berdasarkan cara kerjanya mematikan sel cendawan, fungisida dibedakan menjadi:Fungisida kontak, Fungisida sistemik ,Fungisida kontak-sistemik
Fungisida sistemik adalah senyawa kimia yang bila diaplikasikan pada tanaman akan bertranslokasi ke bagian lain. Aplikasi dapat melalui penetrasi daun, melalui tanah untuk selanjutnya diabsorbsi oleh aka, atau injeksi melalui batang. Karena fungisida sistemik ini masuk ke jaringan tanaman, maka harus memenuhi syarat ideal sebagi berikut.
  1. dalam tanaman inang bekerja sebagai toksikan.
  2. Mengganggu metabolisme inang dan mengimbas ketahanan fisik maupun kimia terhadap pathogen dan tidak mengurangi kuantitas maupun kuantitas tanaman.
  3. Dapat diabsorbsi scara baik dan ditranslokasikan ke tmpat patogn serta stabil dalam tanaman inang.
  4. Terhadap mamalia bertoksisitas cukup renah.
  5. Mampu meningkatkan ketahanan inang.
Mengacu pada aplikasinya, fungisida bisa diberikan sebagai eradikan dan protektan. Eradikan diaplikasikan pada saat organisme pengganggu peneyebab penyakit (patogen di dalam tanaman, atau pada saat awal infeksi ada di permukaaan tanaman, atau sebagai gejala kerusakan sebagaiirreversible.
 Untuk pathogen yang masih berada dipermukaan bagian tanaman cukup dikendalikan dengan fungisida kontak. Namun , bagi pathogen yang btelah msuk ke dalam tanaman hanya dapat dikendalikan dengan fungsida sistemik.Fungisida sebagi protektan diaplikasikan pada permukaan bagian tanaman , misalnya batang, daun dan buah sebelum terjadi infksi penyakit, atau bahkan sebelum pathogen kontak dengan permukaan bagian tanaman.
Apabila dilihat dari fungsi kerjanya, fungisida dibedakan atas:
  1. fungisidal, yaitu membunuh jamur.
  2. Fungistatik, yang berarti hanya menghambat pertumbuhan jamur
  3. Genestatik yang berarti mencegah terjadinya sporulasi.
Bentuk fungisida bermacam-macam. Ada yang cair untuk penymprotan, bentuk serbuk padat untuk penyebukan dan bentuk gas untuk fumugan.
Selain untuk mengendalikan serangan cendawan di areal pertanian, fungisida juga banyak diterapkanpada buah dn sayur pascapanen.
Bakterisida adalah senyawa yang mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri. Serangan bakteri pada tanaman cukup merugikan petani. Tumbuhan tingkat rendah yang sangat kecil inin dilihat dari bentuknya ada yang bulat, berbentuk batang, dan spiral. Panjangnya antara 0,15 – 6 mikron dan berkembang biak dengan membelah diri.
Dengan ukurannya yang sangaat kecil ini bakteri mudah menerobos masuk dalam tanaman inang melalui luka, stomata, pori air, kelenjar madu dan lentisel. Didalam tanaman, enzim bakteri akan
·         Memecah sel sehingga menimbulkan lubang pada bermacam-macam jaringan.
·         Memecah tepung menjadi gua dan menyederhanakan senyawa nitrogen yang koplek untuk memperoleh tenaga agar bertahan hidup.
Selain itu bakteri juga menghasilkan zat racun dan zat l;ain yang merugikan tanaman. Bahkan menghasilkan zat yang bisa merangsang sel-sel inang membelah secara tidak normal. Didalam tanaman, bakteri ini kana bereaksi menimbulkan penyakit sesuai tipenya.
a.         tipe penyakit pembuluh pengangkut airbakteri ini memenuhi pembuluh pengangkut air dan mengakibatkan jalannya air dari akar ke daun terhambat sehingga daun menjadi layu. Contohnya bakteri pseudomonas solanacearum yang menyebabkan busuk cikelat pad akentang, terung dan tomat.
b.         tipe penyakit jaringan parenkimdengan terserangnya jaringan parenkim akan terjadi nekrosis atau pembusukan bagian tanaman yang terserang.
c.         tipe penyakit hiperplastisbakteri ini merangsang perkembangan sel tanaman lbih cepat dari biasanya sehingga terbentuk bintil, tumor, bonggol atau pembengkakan.
Bakteri bisa menyebar melalui berbagai agen, misalnya biji, buah umbi, batang stek, sernaggga, burung, siput, ulat manusia, kompos dan pupuk kandang. Baktrisida biasanya sistemik karena baktri melakukan perusakan dalam tubuh inang. Perendaman bibit dalam larutan bakterisida merupakan salah satu cara aplikasi untuk mengendalikan pseudomonas solanaceae yang bisa mengakibatkan layu pada tanaman famili solanaceae.
Ambang Ekonomi (AE), yaitu batas populasi hama telah menimbulkan kerusakan yang lebih besar daripada biaya pengendalian. Karena itu secara berkelanjutan tindakan pemantauan atau monitoring populasi hama dan penyakit perlu dilaksanakan.
a.      Pengertian Ambang Ekonomi
Ambang Ekonomi adalah batas populasi hama atau kerusakan oleh hama yang digunakan sebagai dasar untuk digunakannya pestisida. Diatas AE populasi hama telah mengakibatkan kerugian yang nilainya lebih besar daripada biaya pengendalian.
Ambang Ekonomi adalah kepadatan populasi hama yang memerlukan tindakan pengendalian untuk mencegah peningkatan populasi hama berikutnya yang dapat mencapai Aras Luka Ekonomi, ALE (Economic Injury Level). Sedangkan ALE didefinisikan sebagai padatan populasi terendah yang mengakibatkan kerusakan ekonomi. Kerusakan ekonomi terjadi bila nilai kerusakan akibat hama sama atau lebih besarnya dari biaya pengendalian yang dilakukan, sehingga tidak terjadi kerugian. Dengan demikian AE merupakan dasar pengendalian hama untuk menggunakan pestisida kimia.
b.      Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit
Usaha untuk memperoleh hasil tanaman yang maksimal bermacam cara dilakukan, cara-cara pengendalian tersebut digolongkan kepada lima cara yaitu: fisik dan mekanik, penggunaan varietas tahan, bercocok tanam, biologi, dan kimia.
3.Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Penggunaan varietas tahan
Penggunaan varietas tahan merupakan usaha pengendalian hama atau penyakit yang mudah dan murah bagi petani. Telah banyak varietas-varietas padi yang dilepas oleh Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian dan lembaga riset dalam dan luar negeri yang tahan terhadap hama dan penyakit utama tanaman.
Penggunaan varietas tahan telah terbukti dapat mengurangi kehilangan hasil, namun penggunaan varietas tahan yang memiliki gen ketahanan yang tunggal akan memacu timbulnya biotipe dan strain atau ras-ras baru yang akan lebih berbahaya. Untuk itu dianjurkan melakukan pergiliran varietas atau melakukan penanaman varietas padi yang memiliki berbagai tingkat ketahanan.Tindakan ini telah berhasil dalam menekan perkembangan penyakit blas dan tungro di Sulawesi Selatan. Karena pencapuran menanam padi yang memiliki keragaman tingkat ketahanan ini merupakan tindakan untuk meningkatkan diversifikasi lingkungan yang dapat menekan laju perkembangan populasi hama atau patogen.
Pada tingkat ini adalah peran dari para peneliti pertanian. Bagaimana mereka dapat menciptakan varietas tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit dan tentu saja dengan hasil yang lebih baik dari varietas sebelumnya. Sedangkan peran petani adalah dengan menanam jenis / varietas yang telah lolos uji dan terbukti menguntungkan bagi petani.
4.   Pengendalian Hama dan Penyakit dengan dilakukan secara Fisik dan mekanik
Pengendalian hama atau penyakit dengan cara ini biasanya dilakukan pada usaha pertanian dalam skala kecil atau dalam rumah kawat atau rumah kaca. Pengendalian hama atau penyakit dengan fisik adalah penggunaan panas dan pengaliran udara. Sedangkan mekanik adalah usaha pengendalian dengan cara mencari jasad perusak tanaman, kemudian memusnahkannya. Cara ini dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat berupa perangkap.
Terkadang cara ini lebih efektif untuk menekan populasi hama dan tentu saja dengan memperhatikan waktu dan tempat yang tepat. Misalnya untuk mengendalikan hama ulat jengkal yang aktivitas hidupnya pada siang hari hal ini akan efektif tetapi akan terasa berbeda apabila mengendalikan hama ulat grayak/ ulat tanah secara fisik pada siang hari karena ulat grayak / ulat tanah tidak akan ditemukan pada siang hari, demikian juga untuk hama-hama yang lain. Juga perhatikan siklus dari serangga hama maksudnya apabila anda ingin mengendalikan hama ulat tetapi saat ini siklusnya untuk daerah tersebut sudah menjadi kupu-kupu atau ngengat, maka jangan berharap anda bisa menemukan ulat yang anda maksud. Untuk itu kenali dahulu karakteristik dan sifat dan siklus ddari serangga hama yang akan kita kendalikan secara fisik.



5.  Pengendalian Hama dan Penyakit dengan dilakukan dengan cara Bercocok tanam
Berbagai usaha dalam bercocok tanam dapat menekan perkembangan jasad pengganggu tanaman, mulai dari pengolahan tanah,jarak tanam, waktu tanam, pengaturan pengairan, pengaturan pola tanam, dan pemupukkan.
Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung.Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang memakannya.Contohnya : Warangan.
Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman.Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada.Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam.Selain memberantas nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, Vapam, dan Dazomet.
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll.Contoh ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil yang disebabkan oleh gulma.Herbisida Kontak Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung mematikan jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena larutan herbisida ini, terutama bagian gulma yang berwarna hijau.Herbisida jenis ini bereaksi sangat cepat dan efektif jika digunakan untuk memberantas gulma yang masih hijau, serta gulma yang masih memiliki sistem perakaran tidak meluas.Di dalam jarinngan tumbuhan, bahan aktif herbisida kontak hampir tidak ada yang ditranslokasikan.Jika ada, bahan tersebut ditranslokasikan melalui phloem.Karena hanya mematikan bagian gulma yang terkena, pertumbuhan gulma dapat terjadi sangat cepat.Dengan demikian, rotasi pengendalian menjadi singkat.Herbisida kontak memerlukan dosis dan air pelarut yang lebih besar agar bahan aktifnya merata ke seluruh permukaan gulma dan diperoleh efek pengendalian aktifnya yang lebih baik.


Herbisida kontak juga yang bekerja dengan cara menghasilkan radikal hidrogen peroksida yang memecahkan membran sel dan merusak seluruh konfigurasi sel. Herbisida kontak hanya mematikan bagian tanaman hidup yang terkena larutan, jadi bagian tanaman dibawah tanah seperti akar atau akar rimpang tidak terpengaruhi, dan bagian tanaman didapat kembali dan roses kerja pada herbisida ini pun sangat cepat. Herbisida ini hanya mampu membasmi gulma yang terkena semprotan saja, terutama bagian yang berhijau daun dan aktif berfotosintesis.Keistimewaannya, dapat membasmi gulma secara cepat, 2-3 jam setelah disemprot gulma sudah layu dan 2-3 hari kemudian mati.Sehingga bermanfaat jika waktu penanaman harus segera dilakukan. Kelemahannya, gulma akan tumbuh kembali secara cepat sekitar 2 minggu kemudian dan bila herbisida ini tidak menyentuh akar maka proses kerjanya tidak berpengaruh pada gulma. Contoh herbisida kontak adalah paraquat.Ada jenis-jenis herbisida kontak berdasarkan bentuk, waktu penggunaan, dan jenis tanaman yang baik untuk dikendalikan gulmanya yaitu salah satunya adalah herbisida purna tumbuh yang bersifat kontak, berbentuk larutan dalam air berwarna hijau tua, untuk mengendalikan gulma pada pertanaman kelapa sawit (TM) dan jagung (TOT). Contoh-contoh herbisida kontak pada umumnya yang digunakan adalah sebagai berikut: Gramoxone,Herbatop,ParacolHerbisida sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya. Cara kerja herbisida ini membutuhkan waktu 1-2 hari untuk membunuh tanaman pengganggu tanaman budidaya (gulma) karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena, namun bekerja dengan cara menganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya. Keistimewaannya, dapat mematikan tunastunas yang ada dalam tanah, sehingga menghambat pertumbuhan gulma tersebut. Efek terjadinya hampir sama merata ke seluruh bagian gulma, mulai dari bagian daun sampai perakaran. Dengan demikian, proses pertumbuhan kembali juga terjadi sangat lambat sehingga rotasi pengendalian dapat lebih lama (panjang).Penggunaan herbisida sistemik ini secara keseluruhan dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi.Herbisida sistemik dapat digunakan pada semua jenis alat semprot, termasuk sistem ULV (Micron Herbi), karena penyebaran bahan aktif ke seluruh gulma memrlukan sedikit pelarut.Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas herbisida sistemik, yaitu:
-Gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif
-Cuaca cerah waktu menyemprot.
- Tidak menyemprot menjelang hujan. 
- Keringkan areal yang akan disemprot.
KESIMPULAN
Dari isi yang di tulis di atas kami dapat menyimpulkan bawha Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun.dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".
Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem.Dengan adanya pestisida ini, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik.Karena pestisida tersebut racun yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan.





DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar