TUGAS MAKALAH OSEANOGRAFI KIMIA
(pestisida)
Kelompok 3 :
Rapik Kasan (110513002)
Pricilia Paraeng (110513005)
Angelina
Ngantung (110513021)
Juwinda.
Sasauw ( 110513008)
Lili. Kaligis ( 110513033)
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
2013
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan yang Maha Esa atas penyertaan dan kasih-Nya sehingga tugas makalah kami
boleh selesai disusun.Tugas makalah ini, diperuntukan untuk siapapun yang membaca.tugas
makalah ini sesuai dengan data yang diambil pada literature yang ada dengan
harapan materi yang ada di tugas makalah ini dapat membantu memberikan
informasi dan tambahan wawasan kepada siapapun yang membaca.
Kami menyadari bahwa Laporan ini tidak
luput dari kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari
pemerhati maupun pembaca demi terciptanya kreasi-kreasi terbaik mendatang.
Akhir kata, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing untuk mata kuliah ini dan semua yang terlibat dalam proses
penyusunan tugas makalah.
PENDAHULUAN
Herbisida terdiri dari 2 kata
yakni herbi (herb) yang berarti tanaman atau tumbuhan dan sida (cide) yang
berarti asam atau racun.Sehingga secara bahasa herbisida dapat diartikan
sebagai racun tanaman.Secara istilah, herbisida adalah suatu senyawa kimia baik
senyawa oganik maupun anorganik yang dapat digunakan untuk mengendalikan atau
menekan pertumbuhan gulma. enggunaan herbisida dalam mengendalikan gulma
memberikan banyak sekali keuntungan yang diantaranya adalah waktu pengendalian
yang relatif lebih singkat, cakupannya lebih luas, kebutuhan tenaga kerja
relatif sedikit, secara teknis mudah dilakukan, dan dapat dilakukan pada saat
metode lain sulit dilakukan.Selain keuntungan tersebut
herbisida juga memberikan kerugian baik itu bagi petani, budidaya, maupun
lingkungan hidup.Kerugian yang dimaksud antara lain adalah residual effect dan
pencemaran linkungan, penumpukan biologis, jasad bukan sasaran ikut terbunuh,
dan memerlukan pemahaman dan keterampilan yang lebih dalam.Penggolongan Herbisida.
Herbisida dapat digolongkan
berdasarkan beberapa faktor yang diantaranya selektivitas, waktu aplikasi, dan
formulasinya.
Berdasarkan seletivitasnya, herbisida dibagi menjadi 2 kelompok yakni; Herbisida selektif (spektrum sempit)
adalah herbisida hanya mampu mematikan gulma dari golongan atau jenis tertentu
saja.Herbisida non-selektif (spektrum
luas atau broad spectrum atau general weed killer) adalah herbisida yang mampu
mematikan gulma hampir untuk semua golongan atau jenis.
Berdasarkan waktu aplikasinya, herbisida dibagi menjadi 4 kelompok yakni; Sebelum tanam (pre-planting) adalah
perlakuan herbisida sebelum tanaman pokok ditanam dan gulma sudah tumbuh, jadi
areal hanya ditumbuhi gulma.Sebelum
tumbuh atau pra tumbuh (pre-emergence) adalah perlakuan herbisida saat
gulma belum tumbuh dan tanaman pokok sudah ditanam atau setelah pengolahan
tanah, jadi gulma belum tumbuh karena tanah diolah.Setelah tumbuh atau pasca tumbuh (post-emergence) adalah
perlakuan herbisida setelah tanaman pokok sudah tumbuh dan gulma sudah tumbuh,
di sekitar tanaman pokok didominasi gulma dengan intensitas dan frekuensi
tertentu.Setelah tanam atau pasca
tanam (post-planting) adalah perlakuan herbisida setelah tanaman
pokok sudah tumbuh dan gulma belum tumbuh, jadi sebelum terjadi penngkatan
dominasi gulma di areal. Formulasi sangat mempengaruhi penetrasi dan absorbsi
herbisida. Formulasi sangat dipengaruhi oleh alat aplikasi, tempat
aplikasi, dan cara aplikasi. Formulasi erat hubungannya dengan penyebaran
herbisida pada permukaan gulma.Formulasi sangat mempengaruhi solubilitas,
penguapan, dan berhubungan erat dengan gravitasi.
Berdasarkan formulasinya, herbisida dibedakan menjadi 5 jenis, yakni: Granular
(G); herbisida berbentuk butiran, terdiri dari bahan aktif dan pembawa
(carrier). Carrier dapat berupa tanah lempung dari jenis bentonite, illite,
attapuglite, vermiculate, gypsum, pasir, dan limestone. Hebisida ini
mudah saat aplikasi tetapi sangat tergantung kelembaban tanah atau kadar air
tanah dan sangat efektif untuk lahan tergenang atau berair dan pada daerah
perakaran. Soluble salt (SS); adalah formulasi herbisida bentuk garam
yang mudah larut dalam air tanpa bantuan bahan lain dan mudah tercuci. Emulsiable
concentrate (EC); adalah formulasi herbisida bentuk emlulsi dan sebagian
besar merupakan hebisida organik yang dicampur dengan bahan emulsi untuk
menciptakan emulsi air dan minyak ketika ditambah air. Emulsi adalah suatu
cairan yang tersebar di dalam air atau cairan lainnya, tetapi masing-masing zat
masih mempertahankan atau memperlihatkan sifat aslinya, sehingga apabila tidak
diaduk akan terpisah membentuk lapisan minyak dan lapisan air. Penggunaan EC
akan menambah daya penetrasi, menurunkan tegangan permukaan air, serta
mengurangi evaporasi. Wettable powder (WP); adalah formulasi herbisida
bentuk bubuk padat yang sangat halus (tepung) yang dapat membentuk suspensi di
dalam air.WP dapat dibuat dengan menjenuhkan bahan herbisida teknis pada tepung
(kaolin) kemudian ditambah wetting agent sehingga WP merupakan suspensi yang
perlu pengadukan agar tidak timbul endapan. Formulasi WP tepat untuk
herbsida yang diberikan melalui tanah.Wax bars (WB); adalah formulasi
herbisida yang berbentuk batangan lilin yang digunakan dengan cara menggeserkan
batangan lilin tersebut ke pemukaan daun gulma.
Berikut ini jenis-jenis
pestisida yg umum berdasarkan kegunaanya.
Insektisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga pengganggu
atau hama serangga. Insektisida terbagi atas insektisida sistemik, insektisida
non – sistemik dan insektisida sistemik lokal. Sama halnya seperti jenis
insektisida lain, dimana insektisida memiliki nama dagang. Misalnya saja
Tanistar 160 AS yang memiliki bahan aktif isopropilamina glifosat 160,2
g/l.Insektisida berfungsi untuk membunuh serangga. Ada bermacam-macam golongan
insektisida , baik yang berasal dari bahan alami maupun yang berasal dari bahan
sintetik. Dan golongan insektisida tersebut adalah Organochlorines,golongan ini
terdiri atas carbon,cholorine, dan hydrogen.Kemudian menurut cara masuknya
insektisida kedalam tubuh serangga dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu racun
lambung atau racun perut yakni insektisida yang membunuh serangga sasaran
dengan cara masuk kepencernaan melalui makanan yang mereka makan,selanjutnya
racun kontak yakni insektisida yang masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit,
celah/lubang alami pada tubuh atau langsung mengenai mulut siserangga dan yang
terakhir yaitu racun pernafasan insektisida yang masuk melalui trachea serangga
dalam bentuk partikel mikro yang melayang diudara.
Formulasi pestisida merupakan
pengolahan yang ditunjukkan untuk meningkatkan yang bsifat-sifat yang
berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan, penggunaan dan
keefektifan pestisida.Pestisida yang dijual telah diformulasikan sehingga untuk
penggunaannya, pemakai tinggal mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam
manual.Pada formulasi yang bersifat soil ( minyak ) larutan dan komponen
formulasi terjadi pemisahan dan membentuk suspensi pada bagian bawah larutan,
setelah diperlukan pengadukan maka komponen mengalami pencampuran yang
signifikan. Pada formulasi yang berbentuk zat cair komponen pelarut dengan
bahan formulasi sangat mudah mengalami proses homogenisasi walau pada awal
perlakuan untuk kedua zat tersebut mengalami suatu proses suspensi pada bagian
bawah dan atas maupun bawah pada zat pelarut yang tidak dapat menyatu namun
ketika diperlakuan pengadukan maka kedua komponen tadi mengalami proses
homogenisasi yang tidak dapat dipisahkan meski masih adanya suspensi yang cukup
signifikan pada akhir perlakuan.Kalibrasi adalah mengukur volume semprot
aplikasi pada sebuah alat semprot dalam suatu satuan waktu tertentu.Dalam
kalibrasi untuk mengukur volume semprot aplikasi, maka harus diketahui terlebih
dahulu tiga parameter.Jumlah larutan semprot yang dipengaruhi oleh besarnya
lebar semprotan dari jenis-jenis nozle yaitu yang dipergunakan semakin lebar
semprotan maka demikian cairan yang dikeluarkan.Dan sebelum melakukan
penyemprotan terlebih dahulu sebaiknya menentukan dosis larutan yang akan
diaplikasikan kelapangan dalam penyemprotan. Dalam kalibrasi, untuk mengukur volume
semprot aplikasi maka terlebih dahulu kita mengetahui .0parameter yang
digunakan.Selektivitas insektisida lebih menekankan pada kemampuan insektisida
untuk memilih OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman ) sasaran tanpa merugikan
organisme non target, termasuk musuh alami. Idealnya insektisida selektif
adalah insektisida yang mengendalikan serangga hama sasaran tanpa merugikan
musuh alami.
Selektivitas insektisida dibedakan
menjadi sebagai berikut;
1. Selektivitas fisiologi
yaitu selektivitas yang menjadi karakter khas insektisida tersebut.
Selektivitas ini menyebabkan insektisida pada dosis dan konsentrasi tertentu
mampu membunuh serangga tertentu dan tidak merugikan serangga lainnya.
2. Selektivitas karena sifat
atau cara kerja insektisida.Contohnya adalah insektisida yang bekerja sebagai
racun perut murni.
3. Selektivitas Formulasi.
4. Selektivitas Ekologis
adalah selektivitas yang memanfaatkan teknik aplikasi untuk mengurangi dampak
negative pestisida terhadap musuh alami hama dan hewan non target lainnya
Fungisida
adalah bahan yangmengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan
untuk memberantas dan mencegah fungi atau cendawan.Pada umumnya cendawa
berbentuk eperti benang halus yang btidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Namun, kumpulan dari benag halus ini yang disebut mycelium bisa dilihat dengan
jelas. Miselium ini bia tumbuh diatas atau dalam tubuh inang. Warna meselium
ini ada yang putih, cokelat, hitam dan lain-lain. Cendawan akan berkembang
pesat bila kondisi sekitarnya sangat lembab, tanah asan dan selalu basah
dengansuhu sekitar 25-30 C. selain merusak tanaman yang masih hidup cendawan
juga mengahncurkan kayu bangunan.Cendawan merusak tanaman dengan berbagai cara.
Misalnya sproranya masuk kedalam bagian tanaman lalu mengasakan pembelahan dengancara
pembesaran sel yang tidak teratur sehingga menimbulkan bisulo-bisul.
Pertumbuhan yang tidak teratur ini mengakibatkan system kerja jaringan
pengangkut air menjadi terganggu sehingga kehidupan tanaman menjadi merana.
Sebagi contoh kasus ini adalah penyakit akar gada pada kubis yang disebabkan
oleh plasmodiophora brassiceae Wor.Secara umum gejala yang timbul akibat
serangan cendawan adalah klorosis atau perubahan warna jaringan tanaman,
pembusukan akar, batang, daun atau bagian tanaman lain , muncul bulu-bulu halus
yang menutupi daun atau batang dan sebagainya.Untuk mengendalikan perkembang
biakannya, sel-sel cendawan ini bisa dimatikan dengan fungisida. Berdasarkan cara kerjanya
mematikan sel cendawan, fungisida dibedakan menjadi:Fungisida kontak, Fungisida
sistemik ,Fungisida kontak-sistemik
Fungisida sistemik adalah senyawa kimia yang
bila diaplikasikan pada tanaman akan bertranslokasi ke bagian lain. Aplikasi
dapat melalui penetrasi daun, melalui tanah untuk selanjutnya diabsorbsi oleh
aka, atau injeksi melalui batang. Karena fungisida sistemik ini masuk ke
jaringan tanaman, maka harus memenuhi syarat ideal sebagi berikut.
- dalam tanaman inang bekerja sebagai toksikan.
- Mengganggu metabolisme inang dan mengimbas ketahanan fisik maupun kimia terhadap pathogen dan tidak mengurangi kuantitas maupun kuantitas tanaman.
- Dapat diabsorbsi scara baik dan ditranslokasikan ke tmpat patogn serta stabil dalam tanaman inang.
- Terhadap mamalia bertoksisitas cukup renah.
- Mampu meningkatkan ketahanan inang.
Mengacu pada aplikasinya, fungisida bisa
diberikan sebagai eradikan dan protektan. Eradikan diaplikasikan pada saat
organisme pengganggu peneyebab penyakit (patogen di dalam tanaman, atau pada
saat awal infeksi ada di permukaaan tanaman, atau sebagai gejala kerusakan
sebagaiirreversible.
Untuk
pathogen yang masih berada dipermukaan bagian tanaman cukup dikendalikan dengan
fungisida kontak. Namun , bagi pathogen yang btelah msuk ke dalam tanaman hanya
dapat dikendalikan dengan fungsida sistemik.Fungisida sebagi protektan
diaplikasikan pada permukaan bagian tanaman , misalnya batang, daun dan buah
sebelum terjadi infksi penyakit, atau bahkan sebelum pathogen kontak dengan
permukaan bagian tanaman.
Apabila dilihat dari fungsi kerjanya, fungisida
dibedakan atas:
- fungisidal, yaitu membunuh jamur.
- Fungistatik, yang berarti hanya menghambat pertumbuhan jamur
- Genestatik yang berarti mencegah terjadinya sporulasi.
Bentuk fungisida bermacam-macam. Ada yang cair
untuk penymprotan, bentuk serbuk padat untuk penyebukan dan bentuk gas untuk
fumugan.
Selain untuk mengendalikan serangan cendawan di
areal pertanian, fungisida juga banyak diterapkanpada buah dn sayur pascapanen.
Bakterisida adalah senyawa yang
mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri. Serangan bakteri pada
tanaman cukup merugikan petani. Tumbuhan tingkat rendah yang sangat kecil inin
dilihat dari bentuknya ada yang bulat, berbentuk batang, dan spiral. Panjangnya
antara 0,15 – 6 mikron dan berkembang biak dengan membelah diri.
Dengan ukurannya yang
sangaat kecil ini bakteri mudah menerobos masuk dalam tanaman inang melalui
luka, stomata, pori air, kelenjar madu dan lentisel. Didalam tanaman, enzim bakteri akan
·
Memecah sel sehingga menimbulkan lubang pada
bermacam-macam jaringan.
·
Memecah tepung menjadi gua dan menyederhanakan senyawa
nitrogen yang koplek untuk memperoleh tenaga agar bertahan hidup.
Selain itu bakteri juga menghasilkan zat racun dan zat l;ain yang merugikan
tanaman. Bahkan menghasilkan zat yang bisa merangsang sel-sel inang membelah
secara tidak normal. Didalam tanaman, bakteri ini kana bereaksi menimbulkan
penyakit sesuai tipenya.
a.
tipe penyakit pembuluh pengangkut
airbakteri ini memenuhi pembuluh pengangkut air dan mengakibatkan jalannya air
dari akar ke daun terhambat sehingga daun menjadi layu. Contohnya bakteri
pseudomonas solanacearum yang menyebabkan busuk cikelat pad akentang, terung
dan tomat.
b.
tipe penyakit jaringan parenkimdengan
terserangnya jaringan parenkim akan terjadi nekrosis atau pembusukan bagian
tanaman yang terserang.
c.
tipe penyakit hiperplastisbakteri ini
merangsang perkembangan sel tanaman lbih cepat dari biasanya sehingga terbentuk
bintil, tumor, bonggol atau pembengkakan.
Bakteri bisa menyebar melalui berbagai agen, misalnya biji, buah umbi,
batang stek, sernaggga, burung, siput, ulat manusia, kompos dan pupuk kandang.
Baktrisida biasanya sistemik karena baktri melakukan perusakan dalam tubuh
inang. Perendaman bibit dalam larutan bakterisida merupakan salah satu cara
aplikasi untuk mengendalikan pseudomonas solanaceae yang bisa mengakibatkan
layu pada tanaman famili solanaceae.
Ambang Ekonomi (AE),
yaitu batas populasi hama telah menimbulkan kerusakan yang lebih besar daripada
biaya pengendalian. Karena itu secara berkelanjutan tindakan pemantauan atau
monitoring populasi hama dan penyakit perlu dilaksanakan.
a.
Pengertian
Ambang Ekonomi
Ambang Ekonomi adalah batas populasi
hama atau kerusakan oleh hama yang digunakan sebagai dasar untuk digunakannya
pestisida. Diatas AE populasi hama telah mengakibatkan kerugian yang nilainya
lebih besar daripada biaya pengendalian.
Ambang Ekonomi adalah kepadatan
populasi hama yang memerlukan tindakan pengendalian untuk mencegah peningkatan
populasi hama berikutnya yang dapat mencapai Aras Luka Ekonomi, ALE (Economic
Injury Level). Sedangkan ALE didefinisikan sebagai padatan populasi terendah
yang mengakibatkan kerusakan ekonomi. Kerusakan ekonomi terjadi bila nilai
kerusakan akibat hama sama atau lebih besarnya dari biaya pengendalian yang
dilakukan, sehingga tidak terjadi kerugian. Dengan demikian AE merupakan dasar
pengendalian hama untuk menggunakan pestisida kimia.
b.
Komponen
Pengendalian Hama dan Penyakit
Usaha untuk memperoleh
hasil tanaman yang maksimal bermacam cara dilakukan, cara-cara pengendalian
tersebut digolongkan kepada lima cara yaitu: fisik dan mekanik, penggunaan
varietas tahan, bercocok tanam, biologi, dan kimia.
3.Pengendalian Hama dan Penyakit dengan
Penggunaan varietas tahan
Penggunaan varietas
tahan merupakan usaha pengendalian hama atau penyakit yang mudah dan murah bagi
petani. Telah banyak varietas-varietas padi yang dilepas oleh Badan Penelitan
dan Pengembangan Pertanian dan lembaga riset dalam dan luar negeri yang tahan
terhadap hama dan penyakit utama tanaman.
Penggunaan varietas
tahan telah terbukti dapat mengurangi kehilangan hasil, namun penggunaan
varietas tahan yang memiliki gen ketahanan yang tunggal akan memacu timbulnya
biotipe dan strain atau ras-ras baru yang akan lebih berbahaya. Untuk itu
dianjurkan melakukan pergiliran varietas atau melakukan penanaman varietas padi
yang memiliki berbagai tingkat ketahanan.Tindakan ini telah berhasil dalam menekan
perkembangan penyakit blas dan tungro di Sulawesi Selatan. Karena pencapuran
menanam padi yang memiliki keragaman tingkat ketahanan ini merupakan tindakan
untuk meningkatkan diversifikasi lingkungan yang dapat menekan laju
perkembangan populasi hama atau patogen.
Pada tingkat ini adalah
peran dari para peneliti pertanian. Bagaimana mereka dapat menciptakan varietas
tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit dan tentu saja dengan hasil yang
lebih baik dari varietas sebelumnya. Sedangkan peran petani adalah dengan
menanam jenis / varietas yang telah lolos uji dan terbukti menguntungkan bagi
petani.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit dengan dilakukan
secara Fisik dan mekanik
Pengendalian hama atau
penyakit dengan cara ini biasanya dilakukan pada usaha pertanian dalam skala
kecil atau dalam rumah kawat atau rumah kaca. Pengendalian hama atau penyakit
dengan fisik adalah penggunaan panas dan pengaliran udara. Sedangkan mekanik
adalah usaha pengendalian dengan cara mencari jasad perusak tanaman, kemudian memusnahkannya.
Cara ini dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat berupa perangkap.
Terkadang cara ini
lebih efektif untuk menekan populasi hama dan tentu saja dengan memperhatikan
waktu dan tempat yang tepat. Misalnya untuk mengendalikan hama ulat jengkal
yang aktivitas hidupnya pada siang hari hal ini akan efektif tetapi akan terasa
berbeda apabila mengendalikan hama ulat grayak/ ulat tanah secara fisik pada
siang hari karena ulat grayak / ulat tanah tidak akan ditemukan pada siang
hari, demikian juga untuk hama-hama yang lain. Juga perhatikan siklus dari
serangga hama maksudnya apabila anda ingin mengendalikan hama ulat tetapi saat
ini siklusnya untuk daerah tersebut sudah menjadi kupu-kupu atau ngengat, maka
jangan berharap anda bisa menemukan ulat yang anda maksud. Untuk itu kenali
dahulu karakteristik dan sifat dan siklus ddari serangga hama yang akan kita
kendalikan secara fisik.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit dengan dilakukan
dengan cara Bercocok tanam
Berbagai usaha dalam
bercocok tanam dapat menekan perkembangan jasad pengganggu tanaman, mulai dari
pengolahan tanah,jarak tanam, waktu tanam, pengaturan pengairan, pengaturan
pola tanam, dan pemupukkan.
Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk
memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya
diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung.Hanya
penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang
memakannya.Contohnya : Warangan.
Nematisida adalah pestisida yang digunakan
untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini
biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman.Nematisida biasanya digunakan
pada perkebunan kopi atau lada.Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi
penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam.Selain memberantas nematoda, obat
ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama
DD, Vapam, dan Dazomet.
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk
membasmi tanaman pengganggu (gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng
gondok, dll.Contoh ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.Herbisida adalah senyawa atau
material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas
tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil yang disebabkan oleh gulma.Herbisida
Kontak Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung mematikan
jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena larutan herbisida ini,
terutama bagian gulma yang berwarna hijau.Herbisida jenis ini bereaksi sangat
cepat dan efektif jika digunakan untuk memberantas gulma yang masih hijau,
serta gulma yang masih memiliki sistem perakaran tidak meluas.Di dalam
jarinngan tumbuhan, bahan aktif herbisida kontak hampir tidak ada yang
ditranslokasikan.Jika ada, bahan tersebut ditranslokasikan melalui
phloem.Karena hanya mematikan bagian gulma yang terkena, pertumbuhan gulma
dapat terjadi sangat cepat.Dengan demikian, rotasi pengendalian menjadi
singkat.Herbisida kontak memerlukan dosis dan air pelarut yang lebih besar agar
bahan aktifnya merata ke seluruh permukaan gulma dan diperoleh efek pengendalian
aktifnya yang lebih baik.
Herbisida kontak juga yang bekerja
dengan cara menghasilkan radikal hidrogen peroksida yang memecahkan membran sel
dan merusak seluruh konfigurasi sel. Herbisida kontak hanya mematikan bagian
tanaman hidup yang terkena larutan, jadi bagian tanaman dibawah tanah seperti
akar atau akar rimpang tidak terpengaruhi, dan bagian tanaman didapat kembali
dan roses kerja pada herbisida ini pun sangat cepat. Herbisida ini hanya mampu
membasmi gulma yang terkena semprotan saja, terutama bagian yang berhijau daun
dan aktif berfotosintesis.Keistimewaannya, dapat membasmi gulma secara cepat,
2-3 jam setelah disemprot gulma sudah layu dan 2-3 hari kemudian mati.Sehingga
bermanfaat jika waktu penanaman harus segera dilakukan. Kelemahannya, gulma
akan tumbuh kembali secara cepat sekitar 2 minggu kemudian dan bila herbisida
ini tidak menyentuh akar maka proses kerjanya tidak berpengaruh pada gulma.
Contoh herbisida kontak adalah paraquat.Ada jenis-jenis herbisida kontak
berdasarkan bentuk, waktu penggunaan, dan jenis tanaman yang baik untuk
dikendalikan gulmanya yaitu salah satunya adalah herbisida purna tumbuh yang
bersifat kontak, berbentuk larutan dalam air berwarna hijau tua, untuk
mengendalikan gulma pada pertanaman kelapa sawit (TM) dan jagung (TOT).
Contoh-contoh herbisida kontak pada umumnya yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gramoxone,Herbatop,ParacolHerbisida sistemik adalah herbisida yang cara
kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian jaringan gulma, mulai
dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya. Cara kerja herbisida ini
membutuhkan waktu 1-2 hari untuk membunuh tanaman pengganggu tanaman budidaya
(gulma) karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena, namun
bekerja dengan cara menganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan
ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun,
titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya. Keistimewaannya, dapat mematikan
tunastunas yang ada dalam tanah, sehingga menghambat pertumbuhan gulma
tersebut. Efek terjadinya hampir sama merata ke seluruh bagian gulma, mulai
dari bagian daun sampai perakaran. Dengan demikian, proses pertumbuhan kembali
juga terjadi sangat lambat sehingga rotasi pengendalian dapat lebih lama
(panjang).Penggunaan herbisida sistemik ini secara keseluruhan dapat menghemat
waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi.Herbisida sistemik dapat digunakan pada
semua jenis alat semprot, termasuk sistem ULV (Micron Herbi), karena penyebaran
bahan aktif ke seluruh gulma memrlukan sedikit pelarut.Beberapa faktor yang
mempengaruhi efektivitas herbisida sistemik, yaitu:
-Gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif
-Cuaca cerah waktu menyemprot.
- Tidak menyemprot menjelang hujan.
- Keringkan areal yang akan disemprot.
KESIMPULAN
Dari isi yang di tulis di atas kami
dapat menyimpulkan bawha Pembasmi
hama atau pestisida
adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau
membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi
akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti
serangga,
tikus,
gulma,
burung,
mamalia,
ikan, atau mikrobia
yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun.dalam
bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".
Tergantung dari sasarannya,
pestisida dapat berupa
- insektisida (serangga)
- fungisida (fungi/jamur)
- rodensida (hewan pengerat/Rodentia)
- herbisida (gulma)
- akarisida (tungau)
- bakterisida (bakteri)
- larvasida (larva)
Penggunaan pestisida tanpa
mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan,
serta juga dapat merusak ekosistem.Dengan adanya pestisida ini,
produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik.Karena
pestisida tersebut racun yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan
nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang
telah ditetapkan.